Layout Groundsill Pengaman Jembatan

 

PERENCANAAN LAYOUT GROUNDSILL PENGAMAN JEMBATAN
(Catatan ; Joko Cahyono)

 

1.   Tataletak groundsill

Letak groundsill harus mempertimbangkan sebagai berikut;

a)      Alur sungai yang lurus.

b)      Penampang sungai relatif segi empak dan tidak ada gerusan local.

c)       Aliran air dan tebing sungai relatif sejajar.

d)      Elevasi tebing sungai harus cukup tinggi disbanding elevasi dasar sungai.

e)      Jauh dari pertemuan sungai.


2    Posisi groundsill

Posisi  “AS” dari groundsill harus mempertimbangkan posisi pilar dan abutmen jembatan harus tidak tergganggu oleh

a)        Pengerjaan dan posisi bangunan kisdam selama kontruksi

b)         Pengerjaan dan posisi tiang pancang (jika ada)

Pada umumnya, jarak “AS” groundsill dari “AS” jembatan, sebagai berikut;

                                                          L = B/2 + a

dimana;

L : Jarak minimum  “AS” groundsill dari “AS” jembatan (m)

B : Lebar sungai pada saat air tersurut (m)

Α : Tambahan panjang yang dibutuhkan (10 m)

 

3.   Kondisi Hidrolika

a)     Penurunan endapan

Ketika aliran sungai mendekati groundsill, kecepatan aliran bertambah cepat. Pada bagian ini, gaya gesek aliran semakin besar sehingga permukaan endapan sedimen mudah tererosi, seperti Gambar 1. Sehingga, jarak “AS” groundsill dari “AS” jembatan harus lebih panjang dari panjang pengaruh gaya gesek aliran.

Gambar 1 : Fenomena penurunan endapan sedimen di groundsill

Aliran yang melewati pelimpah groundsill berubah-ubah tergantung debitnya. Mulai dari tidak tenggelam sampai tenggelam seluruhnya. Gaya gesek aliran terbesar terjadi ketikapelimpah tidak tenggelam seluruhnya, seperti Gambar 2. Sehingga, debit terbesar pada saat pelimpah tidak tenggelam seluruhnya harus dipakai sebagai debit rencana..

Gambar 2 : Hubungan antara gaya gesek dan debit aliran di groundsill


b)     Elevasi muka air di hulu

Elevasi dasar pelimpah groundsill didesain sama atau lebih tinggi dari elevasi permukaan pondasi pilar jembatan. Dengan adanya groundsill, muka air di hulu akan naik dan dapat menyebabkan banjir. Hal ini disebabkan dasar sungai mengalami agradasi oleh pengendapan sedimen, seperti Gambar 3.  Pada umumnya, slope dasar sungai pasca kontruksi sebesar 2/3 dari slope dasar sungai sebelum kontruksi. Agar aliran di hulu groundsill tidak meluap ke luar palung sungai yang menyebabkan banjir, maka ketinggian air di hulu harus dianalisa dengan teliti. Bagan alir untuk menentukan lokasi dan menghitung tinggi groundsill seperti Gambar 4
Contoh  layout posisi dan tinggi groundsill seperti Gambar 5., dimana jarak dari "AS" jembatan ke "AS" groundsill 255 m dan tinggi groundsill 3,50 m.

 Gambar 3 : Agrada dasar sungai oleh adanya groundsill

Gambar 4: Bagan alir aalisa hidrolik

Gambar  5: Layout groundsill di Jembatan Bantar Sungai Progo